Minggu, 28 Agustus 2016

EKSPEDISI "PUNCAK KELOR"



Pertanyaan yang pertama kali muncul dalam benak pembaca adalah apa makna kata kelor yang menyertai kata ekspedisi pada judul di atas. Saya percaya kalau kata ekspedisi teman-teman sudah mengerti apa maksudnya. Nah, kata kelor ini yang menjadi sedikit aneh dalam perjalanan kali ini. Apakah kelor yang di maksud di sini merujuk pada sebuah tanaman yang daun dan buahnya dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan serta segudang manfaat untuk pengobatan dan yang lebih penting lagi sebagai tanaman pencegah longsor. Jika para pembaca memaknai kata kelor seperti yang disebutkan di atas  maka tebakan teman-teman tepat sekali. Setelah mengetahui makna kata kelor di atas saya yakin teman-teman kembali akan bertanya-tanya, lalu apa hubungannya ekspedisi yang erat kaitannya dengan aktivitas sebuah perjalanan dengan kelor yang maknanya adalah makanan.
Observasi Puncak Kelor dari jauh

Pohon Kelor, Foto kebunbibit.id

Mari, bersama kita selami makna yang tersembunyi di balik penamaan perjalanan kali ini yang diberi nama dengan ekspedisi kelor. Komunitas kami tNBA (the North Borneo Adventure) merupakan komunitas yang bergerak dalam bidang lingkungan. Dari penjelasan singkat di atas apakah teman-teman sudah mengerti? Kalau belum izinkan saya untuk terus melanjutkannya. Teman-teman sambil membaca bisa menyeruput kopi dan ditemani dengan gorengan. 



tNBA berupaya untuk menjadi sebuah komunitas yang terdepan dalam penanganan masalah lingkungan serta  senantiasa memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi lingkungan. 

Hari Sabtu (27/8) Kali ini kami melakukan penanaman di wilayah kawasan Hutan Lindung Pulau Nunukan. Target kali ini adalah puncak tertinggi Pulau Nunukan yang berada dalam kawasa Hutan Lindung dengan ketinggian 221 mdpl. Tanaman yang dipilih untuk ditanam kali ini adalah kelor sebanyak 30 batang. Pemilihan kelor sebagai tanaman yang ditanam bukan tanpa pertimbangan yang matang. Kelor merupakan tanaman yang mampu hidup dan bertahan walau dengan kondisi kekurangan air serta memiliki akar yang kuat dan memiliki segudang manfaat baik untuk manusia maupun lingkungan. Sampai disini teman-teman sudah tau apa makna dari “Ekspedisi Puncak Kelor” diatas.




Perjalanan kami mulai dari Kios al-mubarak pukul 08.00 WITA dengan mengendarai sepeda motor. Sampai di Pos I lebih kurang pukul 08.20 WITA, di Pos I sebelum melanjutkan perjalanan ke puncak kelor maka selayaknya sebagai manusia yang baik perjalanan kali ini di awali dengan doa secara bersama yang dipimpin oleh Firman. 



Situasi di Pos I, masih ceria terlihat..

Jalur menuju puncak kelor lumayan berat dengan kontur mendaki yang lebih dominan. Ditambah dengan jalur yang baru di buka pada saat perjalanan tadi. Pemandangan di Pos II terlihat sangat menakjubkan walaupun lutut ini sudah bergetar dengan getaran lebih kurang 8,5 skala richter akibat jalur pendakian dari Pos I ke Pos II sangat menguras tenaga.


Situasi di Pos II, senyuman yang dipaksakan akibat kelelahan
Tepat pukul 09.50 WITA kami sampai di Puncak, suatu kebanggaan bisa berdiri di puncak tertinggi Pulau Nunukan, miris memang melihat situasi dan kondisi dipuncak pohon-pohon besar hanya tingal beberapa aja dan bisa dihitung dengan jari, apabila tidak dijaga dengan sebaik-baiknya tidak menutup kemungkinan pohon itu pun suatu saat akan di tumbangkan. 



Walaupun hanya pohon kelor yang bisa kami tanam setidaknya ini merupakan ajakan dari kami untuk seluruh elemen masyarakat yang hidup di Pulau Nunukan bahwa menanam pohon jenis apa saja dan dimana saja akan sangat membantu setidaknya bisa berguna bagi lingkungan dan kita.
Puncak Kelor
Mungkin terlihat foto di atas tidak seperti biasanya, dimana-mana tiap organisasi atau pun ormas-ormas yang namanya ekspedisi pasti membawa bendera komunitas dan bendera Merah Putih sebagai tanda pengenal dari kelompok/komunitas tersebut, tapi kali ini kami tNBA hanya ingin satu saja bendaera yang kami kibarkan dan kami tampilkan yaitu bendera Republik Indonesia merah putih, sebagai bentuk penghormatan kami kepada para pejuang yang telah berjuang memerdekakan tanah air ini.

 

2 komentar:

  1. setelah saya baca di atas, ada sedikit masukan buat saya.?

    Gimana kalo kita buatkan pelang tanda larangan penebangan pohon di puncak kelor karna Hutang lindung, biar masyarakat sedikit ketakutan dengan hal tersebut.

    terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih atas masukannya, mudah-mudahan bisa terealisasi secepatnya

      Hapus